“Jika hari kiamat datang pada diri kalian sedangkan di tangan kalian ada bibit kurma, maka tanamlah!”
(Hadis Musnad Ahmad, no 12435).
Optimisme yang luar biasa diajarkan kepada kita dengan sangat kuatnya oleh Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana kita mesti terus berusaha, dengan menanam kurma yang masih menunggu beberapa waktu untuk berbuah, untuk menghadapi hari kiamat.
Selain disebutkan dalam banyak hadis, kurma disebut di 21 kali di dalam Al-Qur’an. Buah inilah yang paling banyak disebut dalam Al-Qur’an. Inspirasi dari Al-Qur’an inilah yang mendorong dimulainya penanaman kurma di Indonesia. Ditambah dengan beberapa hadis tentang kurma dan memakan kurma pada waktu berbuka puasa, untuk sarapan pagi, sebagai campuran minuman dan untuk disuapkan pada bayi. Keberadaan 200 juta umat yang puasa Ramadhan sunah berbuka dengan kurma adalah pasar yang cukup besar. Sebagai makanan yang disunahkan (dapat pahala bila dilakukan), maka sangat ironis apabila kita sendiri justru tidak berusaha untuk membudidayakannya, dan justru menjadi target pemasaran produk kurma 11 negara termasuk Amerika, China dan Israel. Sedangkan di Injil sendiri, kurma disebutkan sebanyak 51 kali.
Di buku kecil ini saya ingin sedikit berbagi tentang apa yang saya yakini bisa dijadikan salah satu benteng Ketahanan Pangan (Food Security), sumber daya yang terlambat dilirik pemerintah kita, sekaligus dapat sebagai wahana peningkat kesejahteraan rakyat lahir batin bangsa ini: KURMA.
http://kotakurma.com/koes/hargabaru.html
http://kampoengkurmaindonesia.blogspot.co.id
http://kotakurma.com/koes/survey-kampoeng-kurma-cirebon.html
Brunei Darussalam, 1 Muharram 1438 H / 2 Okt 2016
Agus S Djamil
(sumber : Kurma Indonesia | Agus S Djamil)
No comments